Meskipun tingkat pemahamannya masih sederhana, anak-anak bisa lho, terampil mengatur uang jika dibiasakan oleh orangtuanya. Kuncinya adalah mengajarkan sedini mungkin, berikan pengetahuan yang sederhana, dan berikan contoh nyata.
Sebuah situs yang banyak mengupas soal manajemen keuangan bagi anak, TheMint.org menyebutkan, tujuh dari sepuluh anak usia 17 tahun mengakui bahwa orangtualah yang paling memengaruhi mereka dalam mengatur keuangan.
Perencana keuangan Paul Lermitte dalam bukunya 'Agar Anak Pandai Mengelola Uang', mengatakan, ketika orangtua mengajari anak-anaknya menabung, cara menggunakan uang, dan berinvestasi dengan penuh tanggung jawab, secara tidak langsung orangtua telah menyiapkan mereka untuk menjalani kehidupan yang sukses dan produktif di kemudian hari.
Namun, pastikan orangtua mengingat hal ini:
1. Anak merupakan individu yang unik. Karena itu, sebuah metode belajar belum tentu bisa berhasil diterapkan pada semua anak.
2. Orangtua adalah pemegang kendali. Karena itu, menurut Janet Bodnar, pengarang 'Kiplinger Dollars & Sense For Kids' orangtua jangan terjebak dalam menyayangi anak-anaknya lewat materi. "Dalam sebuah keluarga harus ada orang dewasanya, dan seharusnya orangtualah yang memegang kendali tersebut," ujarnya.
Kunci Anak Pandai Mengatur Uang
Kunci utama dalam membuat anak termotivasi untuk mengatur keuangan adalah membuat uang menjadi hal penting dalam hidup. Tidak perlu banyak bernostalgia tentang cara orangtua mengatur keuangan saat masih remaja. Langsung saja pada intinya, uang.
Berikan contoh nyata dalam hidup dan jadilah contoh bagi mereka dalam menyikapi masalah keuangan.
1. Ajarkan anak perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.Jelaskan pada mereka bahwa beberapa benda harganya mahal sekali dan untuk membelinya kita harus menabung terlebih dahulu. Hal ini akan membuat mereka bisa menahan diri dari keinginan berbelanja.
2. Biarkan mereka membuat keputusan soal uang sedini mungkin.Ajarkan pada mereka cara mengatur uang saku, namun jangan paksa mereka. Berikan pemahaman bahwa dengan menabung mereka bisa mendapatkan barang berharga di kemudian hari.
3. Berikan motivasi untuk menabung.Beritahukan pada anak bahwa dengan menabung, mereka akan bisa mendapatkan keuntungan. Biarkan si sulung 'bersaing' dalam hal ini dengan adik-adiknya, sehingga mereka akan lebih termotivasi mencari cara untuk menambah penghasilannya untuk ditabung selain uang saku, misalnya membantu ibu atau ayah.
4. Pastikan anak-anak mengetahui hubungan antara bekerja, gaji dan zakat.Biarkan anak-anak mengetahui berapa jam yang orangtuanya habiskan untuk bekerja sama dengan jumlah uang yang bisa dibelanjakan. Jangan lupa, berikan pemahaman pada mereka bahwa negara berhak mengambil bagian dari gaji sebagai zakat.
5. Jika usianya cukup, motivasi mereka untuk mendapatkan pengalaman bekerja.Biarkan anak merasakan rasanya bekerja, menerima gaji, dan mendapatkan potongan pajak sehingga mereka bisa menghargai uang.
6. Ajarkan anak mengenai investasi.Dalam hal ini, pengalaman nyata adalah guru terbaik. Orangtua dapat menjadi contoh yang paling nyata bagi mereka. Dari pengalaman ini, anak bisa belajar mengenai proses, keuntungan, kerugian, faktor resiko, dan lain sebagainya.
1. Anak merupakan individu yang unik. Karena itu, sebuah metode belajar belum tentu bisa berhasil diterapkan pada semua anak.
2. Orangtua adalah pemegang kendali. Karena itu, menurut Janet Bodnar, pengarang 'Kiplinger Dollars & Sense For Kids' orangtua jangan terjebak dalam menyayangi anak-anaknya lewat materi. "Dalam sebuah keluarga harus ada orang dewasanya, dan seharusnya orangtualah yang memegang kendali tersebut," ujarnya.
Kunci Anak Pandai Mengatur Uang
Kunci utama dalam membuat anak termotivasi untuk mengatur keuangan adalah membuat uang menjadi hal penting dalam hidup. Tidak perlu banyak bernostalgia tentang cara orangtua mengatur keuangan saat masih remaja. Langsung saja pada intinya, uang.
Berikan contoh nyata dalam hidup dan jadilah contoh bagi mereka dalam menyikapi masalah keuangan.
1. Ajarkan anak perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.Jelaskan pada mereka bahwa beberapa benda harganya mahal sekali dan untuk membelinya kita harus menabung terlebih dahulu. Hal ini akan membuat mereka bisa menahan diri dari keinginan berbelanja.
2. Biarkan mereka membuat keputusan soal uang sedini mungkin.Ajarkan pada mereka cara mengatur uang saku, namun jangan paksa mereka. Berikan pemahaman bahwa dengan menabung mereka bisa mendapatkan barang berharga di kemudian hari.
3. Berikan motivasi untuk menabung.Beritahukan pada anak bahwa dengan menabung, mereka akan bisa mendapatkan keuntungan. Biarkan si sulung 'bersaing' dalam hal ini dengan adik-adiknya, sehingga mereka akan lebih termotivasi mencari cara untuk menambah penghasilannya untuk ditabung selain uang saku, misalnya membantu ibu atau ayah.
4. Pastikan anak-anak mengetahui hubungan antara bekerja, gaji dan zakat.Biarkan anak-anak mengetahui berapa jam yang orangtuanya habiskan untuk bekerja sama dengan jumlah uang yang bisa dibelanjakan. Jangan lupa, berikan pemahaman pada mereka bahwa negara berhak mengambil bagian dari gaji sebagai zakat.
5. Jika usianya cukup, motivasi mereka untuk mendapatkan pengalaman bekerja.Biarkan anak merasakan rasanya bekerja, menerima gaji, dan mendapatkan potongan pajak sehingga mereka bisa menghargai uang.
6. Ajarkan anak mengenai investasi.Dalam hal ini, pengalaman nyata adalah guru terbaik. Orangtua dapat menjadi contoh yang paling nyata bagi mereka. Dari pengalaman ini, anak bisa belajar mengenai proses, keuntungan, kerugian, faktor resiko, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar